


Oleh: Taufik Abdullah, Dosen Fisip Unimal-Lhokseumae
26 Desember 2004, sekitar pukul 08.15 Wib, tujuh tahun lalu Aceh diguncangkan gempa berkekuatan 8,9 SR disusul badai tsunami. Musibah itu meluluhlantakkan bangunan juga merampas nyawa manusia. Puluhan ribu hilang seketika ditelan gelombang tsunami.
Begitulah, Aceh tujuh tahun lalu dalam duka dan semua pihak terhenyuh karena kerusakan sangat dahsyat. Panik, trauma, frustasi dan berbagai dampak bermunculan ketika semua pihak mendorong Aceh untuk bangkit. Kini Aceh telah banyak berubah namun semangat kebangkitan bukan berarti tidak menyisakan masalah.
Hari ini (26 Desember 2011 – red) di beberapa tempat di Aceh khitmad mengenang tragedi tsunami dengan berbagai kegiatan. Diantaranya, Bandar Publishing, sebuah komunitas intelektual muda berbagi, mempublikasikan dan menerbitkan gagasan anak muda. Mereka berkumpul, berdoa, dan berdiskusi mengenang tsunami dan merefleksi kontekstualisasi Aceh hari ini.
Kami di FOBA Setia Budi (Jakarta) mengadakan juga.
#Refleksi 7 Tahun Tsunami
ACARA KAMI WARGA ACEH YANG ADA DI JAKARTA :