Selasa, 27 Desember 2011

Refleksi 7 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh (Jakarta)





Oleh: Taufik Abdullah, Dosen Fisip Unimal-Lhokseumae

26 Desember 2004, sekitar pukul 08.15 Wib, tujuh tahun lalu Aceh diguncangkan gempa berkekuatan 8,9 SR disusul badai tsunami. Musibah itu meluluhlantakkan bangunan juga merampas nyawa manusia. Puluhan ribu hilang seketika ditelan gelombang tsunami.

Begitulah, Aceh tujuh tahun lalu dalam duka dan semua pihak terhenyuh karena kerusakan sangat dahsyat. Panik, trauma, frustasi dan berbagai dampak bermunculan ketika semua pihak mendorong Aceh untuk bangkit. Kini Aceh telah banyak berubah namun semangat kebangkitan bukan berarti tidak menyisakan masalah.

Hari ini (26 Desember 2011 – red) di beberapa tempat di Aceh khitmad mengenang tragedi tsunami dengan berbagai kegiatan. Diantaranya, Bandar Publishing, sebuah komunitas intelektual muda berbagi, mempublikasikan dan menerbitkan gagasan anak muda. Mereka berkumpul, berdoa, dan berdiskusi mengenang tsunami dan merefleksi kontekstualisasi Aceh hari ini.

Kami di FOBA Setia Budi (Jakarta) mengadakan juga.


#Refleksi 7 Tahun Tsunami


Liputan6.com, Jakarta: Komunitas Mahasiswa dan Pemuda Aceh Jakarta Raya (Kompa Jaya) akan memperingati tujuh tahun bencana gelombang tsunami dengan zikir dan muhasabah di Asrama FOBA (Found Bantuan Aceh) Setiabudi, Jakarta. Acara tersebut akan digelar Senin (26/12), sekitarpukul 19.00 WIB.

"Peringatan tujuh tahun tsunami akan diisi berbagai acara selain zikir dan doa bersama untuk para korban," kata Ketua Kompa Jaya Denni Arie Mahessa.

Acara yang digelar antara lain pembukaan oleh ketua Forum Bersama anggota DPR asal Aceh Nasir Jamil, kesaksian atau testimoni dari perwakilan korban, dan relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI). Mereka bakal menceritakan pengalaman saat tsunami.

Denni menjelaskan, peringatan tsunami tetap dilakukan secara sederhana sehingga momen penting bagi masyarakat Aceh tersebut tidak terlewatkan. Sebanyak 200 undangan disebar untuk kegiatan tersebut terutama kalangan mahasiswa dan tokoh Aceh di Jakarta.

"Meskipun sederhana, yang penting momen itu tidak terlewati. Tsunami yang melanda Aceh 26 Desember 2004 menjadi peristiwa yang tidak akan terlupakan bagi masyarakat Aceh," ujar Denni, seperti dikutip Antara.

Inti kegiatan tersebut, menurut Denni, selain untuk memperingati bencana tsunami juga mendoakan warga Aceh yang menjadi korban pada peristiwa tersebut. Setiap tahun pada 26 Desember, masyarakat Aceh memperingati bencana tsunami dengan menggelar zikir dan doa bersama, sebagian besar masyarakat yang keluarganya menjadi korban bencana tersebut juga melakukan ziarah ke makam massal korban tsunami.

Tsunami 26 Desember 2004 terjadi sekitar 20 menit setelah gempa bumi berkekuatan 9.0 Skala Richter (SR) yang terjadi sekitar pukul 08.58 WIB di lepas Pantai Barat Aceh. Akibat bencana alam tersebut, ratusan ribu korban jiwa meninggal maupun hilang dan rumah penduduk serta infrastruktur di kawasan pesisir barat Aceh rata dengan tanah disapu gelombang air laut.

Selain Provinsi Aceh dan sebagian Sumatra Utara, dampak tsunami juga dirasakan di sejumlah negara seperti Thailand, Sri Lanka, pantai timur India hingga ke benua Afrika.(ULF)

ACARA KAMI WARGA ACEH YANG ADA DI JAKARTA :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar